Laman

Jumat, 19 April 2013

“Menjemput Rezqi”, BUKAN “Mencari Rezqi”

    Mungkin kita termasuk dari sekian banyak orang yang selama ini berpandangan bahwa rizqi harus dicari. Sehingga tak jarang pandangan ini berakibat munculnya orang yang sangat berambisi untuk mendapatkan rizqi. Akhirnya dia gunakan seluruh waktunya untuk memburu rizqi, ada yang mendapatkan banyak dan melimpah, ada yang dapat sedikit dan ada pula yang kadang dapat dan kadang tidak. Ya, orang berlomba-lomba untuk mendapatkan rizqi sampai lupa akan tugas utamanya yakni beribadah pada Allah Swt.
    Allah Ta’alla memberikan waktu 24 jam pada kita habis hanya untuk mencari rizqi. Terkadang ditengah kita mencari rizqi, kita dengan ringannya meninggalkan sholat, Disaat kita menerima upah kerja, kita lupa untuk bersedekah dan lain sebagainya. Inilah pandangan sebagian besar dari kita selama ini, bahwa rizqi harus dicari.
    Sedangkan Islam memandang bahwa rizqi tidak dicari, tapi rezqi itu dijemput. Mengapa harus dijemput ? Sebab rezqi itu pasti adanya, sebab rezqi itu telah dicatat oleh Allah Swt di lauhil mahfuuzh. Yaitu sebuah lembaran yang didalamnya Allah mencatat semua peristiwa yang akan terjadi, mulai saat penciptaan  hingga hari pembalasan.